BeritaNomorsatu.com-Watampone-Saat ini di beberapa daerah sudah diberlakukan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas termasuk di kabupaten bone. Ijin PTM dikeluarkan karena pihak sekolah telah lolos uji coba penerapan protokol kesehatan. Para guru, Staf dan Kepegawaian dan tenaga pendidikan telah divaksin, wastafel disiapkan di depan sekolah dan di depan kelas, sebelum masuk diukur suhu badan, meja dan kursi diatur berjarak minimal 1 meter, jumlah siswa yang masuk dibatasi,hal tersebut menjadi perhatian khusus kepala sekolah SMA Neg 1 Watampone untuk ketat dalam menerapkan prokes selama proses PTM Terbatas berlangsung di lingkungan sekolahnya,
Ditemui diruang kerjanya,wakil kepala sekolah SMA 1 WATAMPONE Drs.H.Sulaeman.M.Pd menerangkan bahwa Pendekatan defensif masih berisiko. Sekolah mesti ofensif untuk mengamankan diri. Ofensif dalam pengertian berupaya aktif mengajak orang-orang yang berhubungan dengan komunitas sekolah agar berperilaku aman (3M+). Guru, tenaga pendidik dan siswa perlu mengajak keluarga, teman-teman siswa di kampung, tenaga atau orang lain yang berinteraksi (penjaga, pedagang, penggiat rumah ibadah, dll).hal tersebut Perlu antisipasi perilaku formalitas (patuh di tempat yang mengharuskannya patuh tapi tidak di tempat yang tidak diawasi). Lagi pula, tidak semua ruang bisa diawasi setiap saat. Perlu menguatkan pengetahuan, sikap dan perilaku komunitas sekolah (patuh 3M+) serta memobilisasi komunitas sekolah untuk mengajak orang di luar komunitas sekolah. Dua upaya ini dilakukan terpadu karena saling mempengaruhi. Jika seseorang dikenal sebagai promotor 3M+, dia akan termotivasi untuk belajar lebih banyak, menjaga sikap dan perilakunya.itulah startegi kami dalam mengontrol dalam upaya pengawasan penerapan prokes selama proses PTM terbatas ini,pungkasnya.(*ASN-RMT-FT)
Ditemui diruang kerjanya,wakil kepala sekolah SMA 1 WATAMPONE Drs.H.Sulaeman.M.Pd menerangkan bahwa Pendekatan defensif masih berisiko. Sekolah mesti ofensif untuk mengamankan diri. Ofensif dalam pengertian berupaya aktif mengajak orang-orang yang berhubungan dengan komunitas sekolah agar berperilaku aman (3M+). Guru, tenaga pendidik dan siswa perlu mengajak keluarga, teman-teman siswa di kampung, tenaga atau orang lain yang berinteraksi (penjaga, pedagang, penggiat rumah ibadah, dll).hal tersebut Perlu antisipasi perilaku formalitas (patuh di tempat yang mengharuskannya patuh tapi tidak di tempat yang tidak diawasi). Lagi pula, tidak semua ruang bisa diawasi setiap saat. Perlu menguatkan pengetahuan, sikap dan perilaku komunitas sekolah (patuh 3M+) serta memobilisasi komunitas sekolah untuk mengajak orang di luar komunitas sekolah. Dua upaya ini dilakukan terpadu karena saling mempengaruhi. Jika seseorang dikenal sebagai promotor 3M+, dia akan termotivasi untuk belajar lebih banyak, menjaga sikap dan perilakunya.itulah startegi kami dalam mengontrol dalam upaya pengawasan penerapan prokes selama proses PTM terbatas ini,pungkasnya.(*ASN-RMT-FT)
.jpg "PERINGATAN MAULID NABI MUHAMMAD SAW 2024 DI LPK - HARWAD BINA PROFESIONAL DI MERIAHKAN LOMBA BUNGA MALE, BACA BERITANYA.")
