• Jelajahi

    Copyright © Berita Nomor Satu
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Investigasi Kasus Kematian Dua Warga Bone Usai Vaksin, Berikut Penegasan Dinkes Sulsel

    Editor: Admin Nomor Satu Kamis, 06 Januari 2022, 19.01 WITA Last Updated 2022-01-06T11:01:56Z





    BeritaNomorSatu.Com,Watampone,-

    Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan bersama Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi/Vaksinasi (KIPI) Sulsel mengklaim kasus kematian dua warga Bone usai divaksin tidak terkait dengan vaksinasi.

    Hal tersebut disampaikan dalam konferensi pers yang digelar di Kantor Dinas Kesehatan Sulsel, Perintis Kemerdekaan, Kamis (06/01/2022).

    KIPI Sulsel bersama Komite Nasional PP KIPI, BPOM dan Kementerian Kesehatan telah melakuķkan investigasi terhadap dua warga Bone tersebut, inisial Tn. S dan pelajar AW.

    Kepala Komite Daerah (Komda) Sulsel dr Martira Maddeppungeng SpA (K) mengatakan, hasil pengkajian dan causality assessment menyimpulkan bahwa penyebab kematian almarhum Tuan S dan almarhumah pelajar AW tidak terkait dengan vaksinasi Covid-19.

    Martira menjelaskan, almarhum Tuan S mendapat vaksinasi covid-19 pertama pada 23 Desember 2021.Tuan S memiliki riwayat hipertensi lama, dari pemeriksaan tekanan darah,  besar kemungkinan pasien tidak rutin minum obat dan tidak rutin kontrol ke dokter."Pada tahun ini juga almarhum telah mengalami rawat inap 4 kali karena sakit," jelasnya.Terakhir rawat inap dengan gejala pucat (Hb 4 gr/dl) dan nyeri lambung serta buang air besar warna hitam. 

    Selanjutnya, pada 24 Desember sekitar pukul 18.00 mengalami gejala pusing,  muntah dan almarhum mengalami mimisan dan kesadaran menurun. "Telah mendapat pertolongan dan dianjurkan rujuk ke RS namun keluarga menolak, dan pada tanggal 26 Desember 2021 sekitar pukul 07.00 bidan melaporkan Tn S telah meninggal," ungkapnya.

    Kasus kedua, almarhumah Pelajar AW. telah mendapat vaksinasi Sinovac dosis pertama pada tanggal 26 Oktober 2021.Almarhumah AW juga sudah mendapat dosis kedua pada tanggal 23 November 2021 di Puskesmas Patimpeng Bone.

    Setelah melalui skrining tak dijumpai adanya kontra indikasi.Namun, pada 9 Desember 2021 (sekitar 16 hari setelah vaksinasi), pasien berkunjung ke Poliklinik Puskesmas Salomekko dengan keluhan bengkak dan nyeri pada punggung belakang kanan.Di sana ia mendapatkan pengobatan dan kontrol tanggal 13 Desember 2021 (sekitar 20 hari setelah vaksinasi)  dengan keluhan yang sama.

    Dokter puskesmas melanjutkan pemberian terapi obat Ibuprofen, dexametasone, dan vitamin C. "Anak mulai sesak namun ringan. Pada tanggal 21 Desember 2021 (28 hari ) sore hari pemeriksaan dokter puskesmas mendapatkan kondisi anak tampak sesak dengan saturasi 55% tanpa oksigen," paparnya.

    Karena itu, Dokter menduga anak mengalami efusi pleura, karena riwayat anak pernah mengalami diare saat usia 1 bulan, setelah itu orang tua memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan anak lebih lambat dibanding anak seusianya. "Anak baru bisa berjalan tanpa bantuan saat usia 3 tahun, dan hingga saat ini anak tampak lebih kecil dan lebih pendek dari anak seusianya," paparnya.
    Berikut Kesimpulan Hasil Investigasi Bersama Dinkes Sulsel-KIPI

    1. Almarhumah Tn S memiliki tekanan darah tinggi yang diduga disertai komplikasi dengan pendarahan hidung dan darah merembes dari mulut saat kejadian di rumah 

    2. Almarhumah Pelajar AW diduga mengalami penyakit jantung bawaan lahir.

    3. Almarhum dan Almarhumah sudah mendapatkan penanganan di rumah/Puskesmas dan disarankan dirujuk ke RS untuk tatalaksana yang lebih optimal namun keluarga menolak.

    4. Kematian Tn S dan pelajar AW adalah koinsiden, tidak terkait dengan vaksinasi (inkonsisten).
    Komentar

    Tampilkan

    Berita Terbaru