Portal Berita Online Nasional
www.BeritaNomorSatu.Com
Ekonom senior Faisal Basri menilai kenaikan harga minyak goreng yang berujung pada kelangkaan stok barang seperti saat ini adalah ulah pemerintah sendiri lewat kebijakan yang dibuat.
Akibatnya terjadi pergeseran besar dalam konsumsi minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) di dalam negeri.
Faisal mengatakan konsumsi CPO di dalam negeri yang sebelumnya didominasi oleh industri pangan, kini menjadi industri biodiesel, Lonjakan tajam terjadi sejak 2020 dengan diterapkannya Program B20 (20% kandungan CPO dalam minyak biosolar).
Konsumsi CPO untuk biodiesel naik tajam dari 5,83 juta ton tahun 2019 jadi 7,23 juta ton tahun 2020,Di sisi lain, konsumsi CPO untuk industri pangan turun dari 9,86 juta ton pada 2019 jadi 8,42 juta ton di 2020.
Pola konsumsi CPO dalam negeri seperti itu dinilai akan terus berlanjut dan diperkirakan porsi untuk biodiesel akan terus meningkat sejalan dengan peningkatan porsi CPO dalam biodiesel lewat Program B30 atau bahkan lebih tinggi lagi.
"Biang keladi yang bikin kisruh minyak goreng ini pemerintah karena meninabobokan pabrik biodiesel Jadi karena wajib, konsumsinya naik, sawitnya kan tidak meningkat secepat kebutuhan biodiesel (jadi) diambil dari minyak goreng ini, industri pangan ini," kata Faisal Basri dalam program acara stasiun TV swasta Jum'at 18/2/2022',
pengusaha lebih cenderung menyalurkan CPO-nya ke pabrik biodiesel karena pemerintah menjamin perusahaannya tidak bakal merugi,
Pasalnya ada kucuran subsidi yang berasal dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Sawit (BPDPKS) jika harga patokan di dalam negeri lebih rendah dari harga Internasional,
Sebaliknya, jika CPO dijual ke pabrik minyak goreng, pengusaha tak mendapatkan insentif seperti itu. Sampai saat ini sudah puluhan triliun rupiah subsidi yang mengalir ke pabrik biodiesel dari dana sawit yang dikelola oleh BPDPKS.
Salah satu warga yang ditemui jurnalis BeritaNomorSatu.com ibu Intan yang ikut mengantri minyak goreng disalah satu Toko sembako di kabupaten Bone Saptu 19/2/2022.
Mengatakan terkait kelangkaan minyak goreng membuat kami itu susah Krn minyak goreng salah satu pelengkap kebutuhan dapur
"Kemarin saya ke sini juga tidak dapet. Susah sekali, enggak ada minyak goreng jadi bingung karna sebagian besar menu dapur itu rata rata memakai minyak goreng sebagai pelengkap," Kata Intan yang setiap hari berjualan gorengan.
Menurut Intan, meski pemerintah telah menurunkan harga eceran tertinggi (HET) minyak goreng, namun kenyataan di lapangan sudah didapat dan sangat langka.
"Cuma sekedar omongan harga minyak goreng Turun, kemarin harga minyak yang paling murah sj sekarang harganya 15 ribu per Liternya itupun kami cuman dijatah 2 liter perorang, saya hanya mau bilang buat pemerintah Tolong diperhatikan kebutuhan rakyat kecil," ujar Intan
Diselah selah kesibukan nya ikut antrian.
JMRD-RDKS-FT-BNS