• Jelajahi

    Copyright © Berita Nomor Satu
    Best Viral Premium Blogger Templates

    SEMINAR KERUKUNAN BERAGAMA, REKTOR IAIN BONE: KONFLIK SOSIAL HARUS DIREDA DULU

    Editor: Admin Nomor Satu Rabu, 08 Juni 2022, 14.27 WITA Last Updated 2022-06-08T06:27:30Z


    Bone, Beritanomorsatu.com

    Rektor IAIN Bone Prof Syahabuddin menyebut bahwa untuk menuju kerukunan ummat beragama konflik sosial terlebih dulu harus direda. Hal itu ia sampaikan saat membawakan materi pada Seminar Nasional Kebangsaan dan Kerukunan yang digelar oleh Forum Kerukunan Beragama (FKUB) Kabupaten Bone di Ballroom Sentosa The Novena Hotel Bone, Selasa (7/6/2022)

    "Untuk menuju kerukunan ummat beragama kita harus reda dulu konflik sosial yang kita sebut sebagai konflik sosial. Dan untuk mereda konflik sosial itu harus kita mengacu pada UU No.7 tahun 2012 tentang Penanganan Konflik Sosial di Pasal 31 dan 32," jelasnya.

    Ia menjelaskan bahwa menangani konflik sosial pemerintah pusat dan daerah harus mengedepankan pranata adat dan pranata sosial yang mengacu kepada akses kearifan lokal. Menurutnya ada tiga item yang harus dilakukan.

    "Penanganan konflik sosial itu ada tiga. Yaitu, prevention (pencegahan), tanggap darurat kalau sudah terjadi konflik dan terkahir pemulihan," lanjutnya.

    Lebih lanjut dijelaskan, ada dua langkah yang dilakukan untuk menangani konflik sosial secara cepat. Yakni Peacekeeping dan Peacebuilding.

    "Kalau terjadi konflik sosial yakni tanggap darurat kita lakukan pendekatan keamanan. Jadi diamankan dulu, TNI Polri dikerahkan. Setelah aman baru kita ada bantuan, namanya Peacebuilding. Apa bantuannya? Ungsikan mereka dalam satu tenda tempat atau aula jadi mereka tidak bisa masak. Kita masakkan, beri makanan, pakaian dll," jelas Prof Syahabuddin yang sebelumnya adalah Kepala Badan Pendidikan, Penelitian dan Penyuluhan Sosial KEMENSOS RI itu.

    Setelah tidak adalagi konflik sosial menurut Prof Syahabuddin menjaga kerukunan beragama itu mudah dan telah ditegaskan oleh Kemeterian Agama yaitu penguatan moderasi beragama.

    "Jadi hilangkan paham radikalis, ekstrimis, fundamentalis. Caranya kita perkuat wawasan kebangsaan dan nasionalisme. Kalau ini kuat kita sadar bahwa kita ini satu tidak boleh menyalahkan satu sama lain. Ini yang saya sebut dalam bahasa agama Hubbul Wathan dan Hubbul Basyariah, Mencintai Tanah Air dan Mencintai Masyarakat Tanah Air," paparnya.

    Untuk diketahui dalam seminar nasional kebangsaan dan kerukunan beragama yang bertajuk "Penguatan Visualisasi, Aksi dan Sikap Moderasi Beragama dan Bernegara di Tahun Toleransi" itu Prof Syhabuddin mengisi sesi kedua bersama dengan Mgr. Ignatius Kardinal Suharyo Ketua Wali Gereja Indonesia.

    Laporan Reporter :  Asnal-FT/BNS.com

    Komentar

    Tampilkan

    Berita Terbaru