• Jelajahi

    Copyright © Berita Nomor Satu
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Sejarah Sumur Tua Di Kelurahan   Majang, Peninggalan Kerajaan Bone yang Kembali Difungsikan untuk Tradisi 'Cemme Sapareng'

    Editor: Admin Nomor Satu Sabtu, 25 November 2023, 21.44 WITA Last Updated 2023-11-25T13:44:10Z

     


    Portal Jaringan Media Siber Indonesia.
             Www. BeritaNomorSatu.Com
                  ~ bersuara tanpa Batas ~

    Bone||SulSel||, > BeritaNomorSatu
    Ada banyak tempat bersejarah di Kabupaten Bone, Sebagai daerah yang dulunya berbentuk kerajaan ternyata menimbulkan  beberapa situs bersejarah yang mesti dilestarikan.

    Bubung Karajae menyimpan banyak cerita, mulai distinasy wisata religy hingga kisah mistis.  Sama dengan tempat bersejarah lainnya, ada beberapa pantangan tak boleh dilakukan ketika berkunjung ke Bubung Karajae  yang bertempat di Kelurahan Majang  Salah satunya tak boleh angkuh, dan memandang remeh lokasi tersebut. Jika tidak, bisa saja mengalami hal-hal tak dinginkan. Penulis mencoba menggali sejarah Bubung Karajae melalui seorang tokoh agama Kelurahan Majang, Ustads Awaluddin  Ia menjelaskan, bahwa dari sejarahnya diketahui pada tahun 1775 La temmassonge toappawali mangkau ke-22 mempunyai anak bernama We Tenri Pakkemme Arung Majang suaminya bernama la Muanneng Arung Pacciro. "Inilah yang membuat bubung, lalu mendirikan rumah tak jauh dari bubung Karajae," ulas Ustadz Awaluddin kepada penulis. Belakangan meski belum dapat dirinci kapan munculnya tradisi tolak bala dalam bahasa bugis disebut Cemme Sapareng.  Yang artinya, mandi dihari Rabu terakhir di bulan safar sebagai bentuk mandi tolak bala.  Selain tolak bala, warga melestarikan tradisi tersebut yang diyakini sebagai kekayaan dan peninggalan leluhur mereka. "Namun dalam kurung waktu delapan tahun belakangan. Sumur ini terkesan tak terawat. Begitu juga dengan Cemme Sapareng tak dilakukan lagi," lanjutnya. Setelah melakukan pertemuan dengan lintas tokoh Majang, akhirnya dilakukan pembersihan dan pembenahan sumur untuk kembali dilaksanakan Cemme Sapareng. "Warga bersepakat untuk bergotong royong secara swadaya agar kedepannya  bubung (sumur )  karaja E  bisa dijadikan sebagai tempat destinasi wisata sejarah dan wisata religius", imbuhnya. Untuk melestarikan tempat bersejarah atau bahkan menyulap untuk dijadikan tempat wisata. Tak cukup jika hanya mengandalkan gotong royong warga. Perlu campur tangan pemerintah, termasuk kucuran dana untuk menjadikan Sumur Karajae tempat wisata  dan menjadi ikon Kabupaten Bone ke depan. "Kami pun juga berharap agar pemerintah daerah bisa memperhatikan pembangunan bubung Karaja E yang harapan kedepan menjadi salah satu tempat dikunjungi warga Bone dan sekitarnya," tutup, Awaluddin



    Reporter   : Muhdir , BNS ( Wartawan  ).
    Editor        : Tim  Redaksi
    Partner     : Persatuan Wartawan Indonesia
                         ( PWI ), Sulawesi Selatan.

    Komentar

    Tampilkan

    Berita Terbaru