Bone| SulSel|BeritaNomorSatu.Com
Keberhasilan memang tidak selamanya dapat diraih dengan cara yang mudah dan instan. Butuh proses panjang, pengorbanan, jatuh bangun, air mata, semangat pantang menyerah, keuletan dan kerja keras.
Kadis Kabupaten Bone Bapak Asman Ajak Petani Milenial Jadi Ujung Tombak Kemajuan Pertanian di Bone
Selain itu kunci kesuksesan di dunia ini bukan hanya atas usaha seorang diri melainkan atas campur tangan doa dan ridha seorang ibu.
Seperti halnya yang diakui Kepala Dinas TPHP Bone, Andi Asman Sulaiman bahwa dibalik kesuksesannya bersaudara, ada usaha keras dan campur tangan ijabah orang tua.
“Ada pesan ibu yang diwakafkan ke saya, dan kalimat itu bisa kita jadikan prinsip hidup, yakni biarkan orang bicara, kita yang bekerja,” ungkapnya.
“Kurangi pendapat, perbanyak pendapatan,” lanjut Andi Asman di depan peserta pelatihan manajemen bisnis petani milenial Program Yess , Bunir Cafe, Watampone,
Ia mengatakan wejangan dari ibunya itu yang yang menjadi pelecut bagi dirinya untuk meraih kesuksesan meskipun himpitan ekonomi pernah ia rasakan bersama 11 saudaranya.
“Jadi kalaupun kami bersaudara ada jadi menteri, gubernur, polisi, kadis dan lainnya itu tak lepas dari pesan-pesan dari ibu kami yang kami tanamkan sejak dari kecil,” akunya.
Andi Asman pun mengisahkan masa sulitnya, bahwa ayahnya hanya tentara berpangkat rendah dan dari gajinya pas-pasan untuk biaya hidup dan sekolah ia bersaudara.
Sehingga ia pun saat itu tak malu bekerja serabutan untuk membantu ekonomi keluarganya.
Bahkan saat sekolah ia mengatakan harus jalan kaki puluhan kilo tiap hari untuk menuntut ilmu.
Jadi saya itu lahir di desa tepencil di Ponre. Jadi tiap hari kami jalan kaki puluhan kilo untuk sampai sekolah,” ungkapnya.
Andi Asman bercerita setelah tamat SMA ia tidak melanjutkan kuliah dan mendaftar TNI.
“Kami ini juga pernah mengalami kesulitan ekonomi. Saya saat itu memutuskan tidak kuliah dan mendaftar tentara. Namun, dua kali gagal tes tentara dan satu kali gagal tes masuk polisi,” ungkapnya.
Lanjut Asman, meski ia gagal masuk tentara, ia tidak berpangku tangan. Ia kemudian bekerja sebagai mandor di Pabrik Gula Camming, hingga dewi fortuna pun datang menghampiri.
“Jadi saat gagal masuk tentara, saya putuskan bekerja sebagai mandor di pabrik gula camming dan pernah juga jadi mandor di pabrik sawit kala itu,” kisah Andi Asman.
“Beberapa waktu kemudian, ada pendaftaran PNS di Kabupaten Soppeng dan saya pun tidak melewatkan kesempatan itu. Dan saya sudah berjanji sama ibu saya bahwa insya Allah saya pasti lulus. Alhamdulillah, ternyata doa ibu saya diijabah. Dan alhamdulillah pindah di Bone, pernah diamanahkan jadi lurah, camat Barebbo dan sekarang sudah jadi kadis sampai sekarang” jelasnya.
Di kesempatan itu, ia juga menceritakan perjalanan singkat Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman yang tak lain adalah kakak kandungnya, yang merintis usaha dari nol hingga jadi pengusaha sukses sampai sekarang hingga jadi menteri pertanian.
Saya adalah saksi hidup bagaimana Puang Amran (Andi Amran,red) merintis karirnya. Saat itu Puang Amran masih kuliah dan melakukan penelitian empostiran (racun tikus) dan saat itu mines modal usaha Rp 500 ribu,” katanya.
“Jadi saya boncengan naik motor vespa untuk ke bank BRI Bengo untuk pinjam modal usaha, empat kali mogok dan kami kehujanan juga dijalan. Bahkan berkas kami kebasahan, sesampai di bank justru berkas kami ditolak,” lanjut Andi Asman.
Berkat restu dari orang tuanya, SK ayahnya kala itu yang seorang tentara menjadi jaminan di Bank.
“Singkat cerita setelah modal itu sudah cair dari Bank dan Puang Amran melakukan mendirikan rumah untuk uji coba. Setelah uji coba, justru saat itu gagal dan rumah tempat uji coba terbakar,” jelas Andi Asman.
Andi Asman melanjutkan titik baliknya suatu waktu Andi Amran akhirnya berhasil mendemonstrasikan temuan racun tikusnya kepada bapak presiden kala itu dan mendapatkan kontrak miliaran untuk penelitian selanjutnya.
Sehingga berkembang hingga sekarang merambah berbagai sektor usaha di bawah naungan Tiran Grup.
“Jadi yang perlu saya sampaikan ke teman-teman petani milenial bahwa, untuk sukses itu butuh kesabaran dan keuletan serta jangan takut gagal. Tidak apa-apa usahanya dulu kecil, nanti kalau ini sudah berhasil pikirkan lagi pengembangan ke depan,” ujar Andi Asman.
Terakhir ia berpesan, agar jangan takut berbagi.
“Jangan takut berbagi. Ini juga resepnya orang untuk sukses, rajin bersedekah. Ini pesan saya, kalau usahanya sudah berkembang, keluarkan sebagian untuk membantu sesama. Ini juga saya sudah buktikan,” kuncinya. (Ramal/BNS).